Jumat, 21 Desember 2012

Happy Mother's Day Mum



Kukira cinta itu yang paling besar,
kukira cinta itu yang paling sempurna,
kukira cinta itu yang paling bahagia,
dan kukira cinta itu yang paling melindungi.

Namun, ternyata semua itu salah
ada cinta lain yang lebih besar daripada itu
cinta yang lebih sempurna, memahami, melindungi, mengarahkan, menyejukkan, dan membahagiakan.
Seseorang yang hadir sejak nafas ini berhembus.
Maaf atas kekeliruanku menilaimu.
Maaf atas segala keraguanku pada cintamu

Tuhan menyadarkanku,
bahwa sepanjang hidup ini aku mempunyai cinta yang sempurna
cinta itu,
Mama :)

Selamat Hari Ibu mamaku tersayang :)
Terimakasih untuk segala waktu dan kasih sayangnya 

You are still be my Hero forever and however you are o:)

And I wanna say... 


And i wanna tell everyone in the world. that


Minggu, 25 November 2012

Video Of The Day

AGNES MONICA - Tanpa Kekasihku




Mungkin benar kata mama,

"Ada kalanya kita harus menyudahi semua masalah,

mengikhlaskan yang telah berlalu,

dan memulai lembaran yang baru"

Aku nggak mau menyesal seperti ini

Aku nggak mau bertindak bodoh

Mama juga bilang

"Disaat seperti ini Move on itu perlu,

Nggak ada gunanya inget masa lalu

Yang cuma bakal ngehambat masa depanmu"

Oke. I'm MOVE ON!

Aku maafin kamu sayang :) 

Lyrics ☆ Tanpa Kekasihku


"Agnes Monica - Tanpa Kekasihku"


Langit begitu gelap, hujan tak juga reda

Ku harus menyaksikan cintaku terenggut tak terselamatkan

Ingin ku ulang hari, ingin kuperbaiki

Kau sangat kubutuhkan, beraninya kau pergi dan tak kembali

Dimana letak surga itu, biar kugantikan tempatmu denganku

Adakah tangga surga itu, biar kutemukan untuk bersamamu

Kubiarkan senyumku menari di udara

Biar semua tahu kematian tak mengakhiri cinta

Dimana letak surga itu, biar kugantikan tempatmu denganku

Adakah tangga surga itu, biar kutemukan untuk bersamamu

Dimana letak surga itu, biar kugantikan tempatmu denganku

Adakah tangga surga itu, biar kutemukan untuk bersamamu

Apalah artinya hidup, tanpa kekasihku

Percuma ku ada di sini

Kekasihku.. bersamamu…

Percuma ku ada disini tanpa kekasihku bersamamu

Percuma ku ada disini tanpa dirimu, tanpa dirimu

Apalah artinya hidup, tanpa kekasihku

Percuma ku berada di sini

Senin, 19 November 2012

Doaku hari ini



Tuhan tolong jaga pacarku
Jagain dia biar nggak nakal
Jagain dia dari segala marabahaya
Jagain dia dari segala hal yang menyakitkannya
Sentil  dia kalo dia nakal Tuhan
Ingetin dia kalo ada seseorang di suatu tempat,
Selalu sayang dia,
Selalu rindu dia,
Selalu cinta dia,
Dan,
Selalu menantinya pada hari bahagia J



Senin, 12 November 2012

How and Why


You are not too long know me. you just fill my days and colored it a while ago.  therefore we tried get closer each other. explore each characters.
if you ever said,"I love you for what it is. I prefer natural as possible." Does that meant you would receive any weakness and strength I?
And when you also said that, "The difference is that unites us", does that meant you want to receive all our differences regardless of all condition?
if the answer of two questions is YES, why did you questioned about them? Why do you always tell me the our differences at any topic we quarrels? Why do you always do not like it and get mad at my traits that you don't know? Why did you change?


First, I ever hesitate at our differences. But you assure, it's not a problem.
then, I ever hesitate at my characters. But you assure , that you may receive and not angry.
Now, when you have to change like this. who's come for convincing me, assuring that all can be resolved and will be fine?
Not one or two times this has happened, in fact it has happened many times. Until scares me.
Are you give up?

Jumat, 09 November 2012

Quotes Of The Day


“The Awkward moment, when you are late for class and when you walk, everyone stares at you, like you killed someone” -- Kiky

Antara Kau dan Dia - My Short Story 4


Antara Kau dan Dia


“Valdy !! ih ditungguin malah diem. Buruan donk !” teriak Kikan, membuat Valdy tersadar dari lamunannya.
“Iya iya. Nih aku udah siap kok.” Valdy beranjak dari duduknya dan segera keluar rumah menghampiri Kikan.
“Kita mau kemana sih ? aku lagi males keluar nih.” Kata Valdy. Akhir-akhir ini dia memang sedang tak ingin keluar rumah entah apa penyebabnya.
“Kamu kan janji mau anterin aku ke toko buku. Udah ayo berangkat.” Tukas Kikan mengingatkan Valdy. Dengan pasrah akhirnya Valdy mengantar Kikan juga karna dia sudah terlanjur janji dengan Kikan, teman barunya.
Awal pertemuan Kikan dan Valdy memang benar-benar kebetulan.
Saat itu,

Acara Doa bersama sedang digelar dirumah saudara Kikan. Semua saudara Kikan juga hadir disana. Kikan mengikuti acara tersebut dengan khidmat. Namun, ditengah acara doa Kikan tiba-tiba terputus.
“De, liat deh orang yang didepan pintu itu. Kok gitu sih cara doanya ? “ bisik Kikan pada Dewiq, adik sepupunya.
“Yang mana sih Kan ? yang pake baju koko Putih itu ? “ Tanya Dewiq sambil menunjuk seseorang, cowok yang dimaksud Kikan.
“Iya yang itu, emang ada ya berdoa sambil melongo gitu ? aku baru liat “ Kikan terkekeh melihatnya.
“Oh iya itu anak emang aneh. Dari dulu juga gak pernah bener tingkahnya.” Kata Dewiq yang ikut terkekeh juga.
“Anak ? bukannya dia udah bapak-bapak ya ? ini kan acara buat bapak-bapak” bisik Kikan terheran-heran. Masak sih dia anak-anak ? katanya dalam hati.
“Iya, dia itu masih seumuran kamu Kan. Namanya Valdy, kalo gak salah dia juga temennya sahabatmu si Lala. Masak kamu gak tau sih ?” jelas Dewiq yang masih membuat Kikan bingung.
“Valdy,kayaknya aku pernah denger namanya deh dari Lala.” Kata Kikan. Dan selanjutnya mereka melanjutkan doa, diiringi dengan kikikan menahan tawa.
Saat bertemu dengan Lala, Kikan langsung meceritakan semua kejadian itu.
“Dia emang sahabatku dari kecil, itu loh Valdy yang dulu pernah aku certain.” Kata Lala setelah mendengar ocehan Kikan.
“Wah berarti bener kata Dewiq. La, aku suka sama Valdy. Dia itu lucu.” Kata Kikan.
Kata-kata Kikan barusan, ditanggapi serius oleh Lala. Sewaktu ia bertemu Valdy, perkataan Kikan disampaikan olehnya.
Hingga suatu saat, Valdy dan Kikan dipertemukan. Acara perpisahan Gani, sepupu Kikan dan Reunian Lala, sahabatnya. Disana Kikan memang disuruh hadir oleh sepupunya, tapi selan itu sebenernya Kikan ingin tahu bagaimana sebenernya si Valdy itu. Cowok yang dikiranya udah tua.
Gak lama acara dimulai, Valdy datang. Ia pun menghampiri Lala dan tentunya menanyakan “Mana sih Kikan katamu itu ?”. Spechlees. Kikan Cuma bisa diem, melongo dan kaget aja sewaktu dia ngeliat Valdy dari deket. Wow ternyata bener Valdy emang sebayanya, tapi ada sesuatu yang mengganjal di hati Kikan.
Sejak saat itu, Valdy memulai hubungan pertemanan nya dengan Kikan. Kikan pun menanggapinya dengan senang hati. Sampai akhirnya mereka bertemu. Ternyata Valdy asyik anaknya, bisik Kikan dalam hati. Ia tidak pernah merasa senyaman dan seasyik ini ketika berteman dengan seorang cowok, yang menurutnya Jutek dan nyebelin.
Sampai akhirnya Kikan jatuh cinta pada Valdy, Cinta pertama. Yap, Kikan baru kali ini merasakan Jatuh Cinta. Tapi dia tetap bersikap biasa pada Valdy. Karna dia tidak mau, kalo Valdy tau soal perasaannya persahabatan mereka hanya berakhir sampai disini.

Sejak saat itulah, Valdy mengenal Kikan begitu juga sebaliknya. Mereka jadi akrab dan sering keluar bareng. 
“Helo, ngelamun lagi nih anak. Aku udah selese nih, lanjut kemana ?” kata Kikan pada Valdy.
“Eh.. Oh.. Iya Kan ada apa ? oh udah ya beli bukunya. Em.. kita ke distro mau ?” kata Valdy tergeragap mendengar sapaan Kikan.
“Oke deh. Kamu mau beli baju lagi ? emang udah ada yang baru ?” Tanya Kikan sambil membawa kantong plastic berisi buku-buku itu.
“Iya donk. Jelas udah ada lah Kan. Kita udah sebulan ga kesana, pasti banyak barang baru.” Jawab Valdy, membantu Kikan membawa Plastik-plastiknya.
“Oh gitu. Iya ya, udah lama kita ga kesana. Ternyata cowok juga suka belanja.” Kata Kikan menggoda Valdy.
“Iya donk. Masak cewek doank yang bisa belanja ? cowok juga.” Jawab Valdy membanggakan diri.
Setelah berbelanja ria, keduanya memilih istirahat sejenak di sebuah kafe langganan mereka. 
“Dy, abis gini kita langsung pulang ya ? aku udah capek banget nih.” Kata Kikan.
Valdy tetap diam, tak menjawab.
“Dy, kamu kok ngelamun terus sih ? abis gini kita langsung pulang ya ?” kata Kikan, masih belum bisa menyadarkan Valdy dari lamunannya.
“Valdy, kamu ngelamunin apaan sih ? “ Teriak Kikan berhasil menyadarkan Valdy sekaligus menyedot perhatian beberapa pengunjung lain.
“Eh.. Oh.. Ih kamu ngapain teriak teriak sih. Bikin kaget orang aja. Ngomong tuh biasa aja. “ Ceramah Valdy pada Kikan yang cemberut.
“Abisnya, daritadi diajak ngomong pelan-pelan ga ditanggepin. Dari tadi pagi kamu ngelamun mulu’ !” kata Kikan sedikit sebal.
“Masak sih ? biasa aja deh kayaknya.” Kata Valdy.
“Ya udah deh. Pulang sekarang yuk, aku udah capek banget nih. “ Ajak Kikan, daripada ia semakin sebal.
Sesampainya dirumah, Valdy kembali melamun dan menyendiri. Memang benar apa yang dikatakan Kikan bahwa seharian ini dia sering melamun. Bukan hanya hari ini saja, tapi sudah sejak 2 hari lalu. Semua itu karena KIKAN. Hari-hari Valdy yang semula biasa saja, telah berubah semenjak kehadiran Kikan. Semua berubah menjadi indah dan istimewa. Kikan selalu bisa buat Valdy senang, walaupun notabe-nya Kikan adalah teman barunya, sahabat tepatnya. Entah mengapa 2 hari ini, Valdy merasa ada perasaan lain saat ia sedang bertemu Kikan dan ketika ia melihat Kikan bertemu Tyo, teman cowok Kikan yang baru dilihatnya tadi siang. Ia merasa perih, kesal, dan sedih.
Lain halnya dengan Kikan. Hari ini hari yang melelahkan sekaligus menyenangkan bagi-nya. Belanja buku dan baju hari ini cukup menguras tenaga Kikan, tapi semuanya terbayar dengan sempurna. Saat ia dan Valdy akan meninggalkan kafe langganan mereka, Kikan bertemu dengan teman sekolahnya, Tyo. Ia memang sudah memutuskan untuk menjadikan Valdy sebagai sahabat saja. Dan kini, sejak kenaikan kelas ia jadi mengenal Tyo, cowok yang untuk kedua kalinya membuat Kikan jatuh cinta. Rasanya berbunga sekali di hati Kikan. Tyo, cowok kedua yang udah berhasil buat Kikan senyum terus seharian kalau mereka bertemu atau pun hanya berpapasan. Sampai-sampai Kikan lupa akan rasa lelahnya seharian.
“Valdy, ntar pulang sekola bisa jemput aku ga ? aku ga ada yang jemput nih.” Tanya Kikan melalui ponselnya.
“Sorry, Kan aku gak bisa jemput kamu. Aku udah ada janji sama temenku. Maaf Kan.” Jawab Valdy meyakinkan.
“Oh gitu, iya deh gapapa. Ya udahlah aku cari tebengan temen dulu. Dah Valdy.”
Klik . Telfon dimatikan.

“Hai Kikan, kok belum pulang ?” sapa Tyo yang mengejutkan Kikan.
“Eh kamu Yo. Iya nih aku ga ada yang jemput, mana temenku lagi ada acara lagi.” Kata Kikan nervous.
“Oh gitu, gimana kalo aku anterin aja. Kayaknya rumah kita se arah.” Tawar Tyo pada Kikan.
“Ga usah deh Yo. Ntar malah ngerepotin kamu lagi. Ya udah deh aku mau cari angkot dulu.” Kata Kikan yang tersipu akibat tawaran Tyo tadi, sebenarnya dia mau sih tapi kan gengsi juga kali !
“Eh, gapapa kok Kan. Aku lagi ga sibuk. Uda yuk naik.” Kata Tyo menyodorkan helm pada Kikan.
“Beneran nih ? yakin ? “ Tanya Kikan meyakinkan.
“Iya, nih helmnya dipake.” Kata Tyo, langsung disambut hangat oleh Kikan.
“Makasi Tyo udah repot-repot nganter aku pulang. Mau mampir ga ?” kata Kikan seraya ia turun dari boncengan Tyo.
“Kembali kasih Kan. Enggak deh Kan. Ga enak ini udah sore, kamu istirahat aja.” Kata Tyo.
“Oh gitu, ya udah lah gapapa. Tapi kapan-kapan main loh. Hehe” goda Kikan.
“Pasti, Ya udah Kan. Aku pulang dulu, see you.” Kata Tyo, mempesona banget ! teriak Kikan dalam hati.
“Iya deh. Ati-ati ya !” kata Kikan.
Setelah Tyo dan motornya sudah tak terlihat lagi, Kikan masuk kedalam rumah dengan hati berbunga.
Sementara itu, dikejauhan. Terlihat Valdy sedang memperhatikan Kikan. Ia memang sengaja membohongi Kikan. Karna ia tak ingin Kikan mengetahui masalah hatinya saat ini. Mungkin seharusnya Valdy mengatakan hal ini secepatnya pada Kikan, tapi ada Ratu. Mantan pacar yang telah meninggalkannya.

Keesokan harinya,,,

“Pagi Lala.” Sapa Kikan sesampainya di sekolah.
“Ih, kamu kenapa ? tumben ngucapin slamat pagi. Biasanya nanyain PR.” Kata Lala yang heran ngeliat perubahan sikap sahabatnya itu.
“Itu kan biasanya, kalo hari ini beda.” Jawab Kikan masih dengan senyum manisnya.
“Pake senyam-senyum segala, ada apa an nih ?” selidik Lala makin heran.
“Hari ini aku seneng banget. Tepatnya sih kemaren, pulang sekolah.” Jawab Kikan dengan senyum nya yang makin menjadikan Lala heran.
“Wah-wah certain donk kenapa ? jadi penasaran.” Kata Lala yang udah bersiap dengan gaya ingin-tahu.
“Jadi gini…………… bla …… bla ……… bla ……… “ mengalirlah cerita tentang rentetan peristiwa yang sudah membuat Kikan berubah hari ini.
“Wuah jadi itu toh yang buat kamu berubah hari ini. Pantes aja, so sweet gitu.” Tanggap Lala heboh.
“Jangan-jangan dia naksir kamu, Kan!” tebak Lala seenak udelnya.
“Ih, ngasal banget jadi anak. Emang ya aku suka dia, tapi ga segitunya juga kamu ngartiinnya. Jangan bikin aku tambah girang, pecah ntar kepalaku.” Kata Kikan, masih senang dan senyam-senyum sendiri.
“Ya kan kali aja, abis ada angin apa coba dia mau nganterin kamu pulang kalo umpama dia ga naksir kamu ?” Tanya Lala mengintrogasi Kikan.
“Mungkin aja dia kasian ngeliat ada bidadari sendirian, ga ada yang jemput. Trus dia baik hati untuk menolong bidadari itu supaya selamat sampe rumah.” Jawab Kikan mengarang.
“Pede amat. Udahlah yang penting aku ikut seneng kalo kamu juga seneng.” Kata Lala
“Makasi La, kamu emang bestfriend-ku banget deh.” Kata Kikan memeluk sahabatnya.

Sementara itu…

Akhirnya Valdy bisa memutuskan semua masalahnya. Kali ini ia memutuskan untuk menyatakan perasaannya pada Kikan. Dia sudah tak bisa lagi melihat Kikan bersama lainnya. Hatinya terasa amat sangat perih. Ia akan mengutarakan perasaannya secepat mungkin. Mungkin bisa sekarang atau besok.
Tapi kata hati Valdy benar-benar tidak bisa dikompromi lagi. Ia tak bisa lagi menahan perasaannya saat ini. sekarang ia ingin mengungkapkan nya saat ini. Tapi, jelas tak mungkin malam hari begini ia bertandang ke rumah Kikan. Dia pun berusaha untuk bersabar, masih ada waktu secepatnya, Besok pagi.

Keesokan hari-nya …

“Lala ! hari ini aku seneng banget.” Kata Kikan dengan senyum manisnya, sesaat setelah ia sampai di sekolah.
“Duile, masak udah dua hari berlalu masih seneng aja sih ? lebay ah.” Kata Lala menggoda.
“Ih, kalo yang itu emang udah biasa aja. Ini ada yang baru lagi La. Duh duh.” Kikan berkoar riang gembira.
“Wah, ada apa gerangan ? kayaknya masih ada hubungan sama Tyo nih ?” Lala menjadi penasaran.
“Em.. gimana ya ? cerita gak ya ?” Tanya Kikan, menggoda Lala.
“Cerita donk, bikin penasaran deh.” Jawab Lala, makin penasaran.
“Iya deh aku cerita. Gini La, tadi malem pas aku uda mau tidur tiba-tiba hape ku bunyi. Dan ternyata yang nelfon aku itu Tyo. Seingetku , aku gak pernah kasih nomer hapeku ke Tyo. Tapi gimana dia bisa tau Nomer Hapeku ? Tapi gak papa lah, yang penting aku seneng banget dia nelfon aku.” Cerita Kikan yang tetap senyum-senyum sendiri.
“Wah, tanda baik tuh Kan. Berarti dia udah usaha buat nge jalin komunikasi sama kamu. Udah deh trima aja.” Kata Lala semangat.
“Terima ? apanya yang ditrima coba ? ngaco.” Kata Kikan mengingatkan Lala.
“Maksudnya, ntar kalo dia nembak kamu terima aja. Kamu masih suka sama dia kan ?” Tanya Lala meyakinkan Kikan.
“Iya sih. Hehe , eh tapi kalo dianya nembak. Nah kalo enggak, sama aja boong.” Kata Kikan berusaha mengelak.
“Udah deh, percaya sama aku. Gak lama dia pasti nembak kamu.” Lala bersemangat.


Keadaan Valdy pagi ini………

Langit cerah menyambut Valdy yang tengah dirundung sama berdebar. Hari ini ia telah bulatkan tekad untuk menyatakan perasaan nya pada Kikan pagi ini.
“Pagi sayang.” Suara lembut khas cewek menyambut Valdy saat ia baru memasuki area sekolah. Tak lain dan tak bukan cewek itu adalah Ratu, mantan pacar Valdy.
“Eh kamu, tumben udah dating pagi gini ?” Tanya Valdy seakan tak memperdulikan kata “sayang” untuknya tadi.
“Iya nih, lagi pengen berangkat pagi aja say.” Kata Ratu sambil memeluk manja Valdy. Yang dipeluk pun segera menepis nya, bukan karena malu atau apa. Tapi ia tak mau rencana penembakannya gagal hanya karena Kikan melihat kejadian ini.
“Eh, aku ke kelas duluan.” Kata Valdy tanpa ba bi bu.
Ia sungguh tak sabar akan pernyataan dan jawaban Kikan padanya nanti. Rencana-nya ia akan beraksi saat jam istirahat pertama.

tet… tet…. tet…

Bel tanda pelajaran dimulai berbunyi. Tanpa disadari, wajah Valdy tampak berseri-seri menghadapi jam pelajaran IPA yang berlangsung.

Suasana meja seberang…

“Tyo.” Panggil Lala pada Tyo yang duduk didepannya.
“Psst. Apaan La ? gak tau keadaan danger gini.” Kata Tyo berbisik.
“Iya iya, ngomong-ngomong gimana rencanamu buat nembak Kikan ntar ? jadi kan ?” Tanya Lala penasaran. Memang, pernyataan Lala yang meyakinkan Kikan tentang Tyo sudah dirundingkannya dengan Tyo. Tyo meminta bantuan Lala untuk menyatakan perasaannya pagi ini. Dan nomor telfon Kikan, Lala lah yang memberikannya pada Tyo. 
“Ya jadi lah, aku udah berani kok.” Jawab Tyo penuh keyakinan.
“Oke deh.”

Saat jam istirahat…

“Ratu, kamu serius mo minta balikan sama Valdy?” Tanya Zara, sahabat Ratu.
“Iya lah aku serius. Aku udah gak bisa nahan semuanya lagi. Ternyata bener, kalo Valdy berarti banget buat aku.”
“Iya aku tau kamu serius, tapi kan kamu cewek. Masak cewek yang minta balikan ?mana depan umum lagi gengsi donk.” Kata Zara mengingatkan.
“Buang jauh-jauh gengsi, emang kenapa kalo cewek minta balikan ? salah ? aku ngelakuin ini semua, karna aku tau Valdy suka Kikan dan aku gak mau kehilangan dia lagi, Zar.” Jelas Ratu, Zara hanya menurut. Semua urusan Ratu, bukan urusan dia. Dia hanya menemani sebagai sahabat saja.

“Kan kantin yuk!” Ajak Valdy pada Kikan yang masih membereskan buku.
“Ayo, tunggu bentar.” Kata Kikan, beberapa saat kemudian mereka telah berada di kantin sekolah. Kantin yang sudah dibanjiri ratusan siswa kelaparan. Dan menurut Valdy ini lah saat yang tepat untuknya menyatakan cinta.
“Kan, aku mau ngomong sama kamu.” Kata Valdy gugup.
“Hem, jujur ? hahaha. Ngomong aja lagi, emang kamu pernah bohong soal apa ke aku ?” tanggap Kikan santai.
“Aku… aku… bohong soal..” pernyataan Valdy terputus, ketika ada seseorang tak jauh dari mereka meminta perhatian.

“Semuanya, mohon perhatiannya sebentar.” Ucap Tyo lantang, hingga menyita perhatian seluruh siswa yang berada di kantin tersebut, termasuk Kikan dan Valdy.
“Kali ini, saya Fertyo Dani akan menyatakan cinta pada seorang gadis nan cantik jelita disini. Gadis itu adalah Kikan Fertya.” Ucap Tyo lantang, disambut applause dari seluruh siswa.

“Dan saya, Ratu Debora juga akan menyatakan cinta pada seorang pria nan tampan rupawan. Putrandi Valdy.” Ucap seorang gadis, tak lain dan tak bukan adalah Ratu. 
Tepuk tangan dan suara siswa di kantin makin membahana. Sementara 2 siswa yang dituju hanya bisa diam terpaku saling menatap bingung. Walau ada rasa senang yang teramat sangat di hati Kikan. Tapi juga terasa teramat sakit di hati Valdy. Namun, Valdy tetap tak mau perjuangannya sia-sia, selama Tyo belum menyatakan secara jelas ia akan menyatakan perasaannya terlebih dulu.
“Semua diam!” seru Valdy, suasana hening seketika.
Tyo sangat berterima kasih pada Valdy yang mengheningkan suasana. Valdy dan Tyo memanfaatkan suasan ini untuk mengungkapkan isi hati mereka.
“Kikan, will you be my girlfriend ?” sebuah kalimat yang terucap dari bibir dua Lelaki. Dari jutaan kalimat yang ada, kalimat itu yang mereka pilih. Kalimat yang menyihir semua makhluk. Bukan karena aneh, tapi kalimat itu hanya ditujukan pada seorang gadis dari dua orang lelaki. 
Valdy dan Tyo pun bingung seketika. Mereka mengucapkan kalimat itu bersamaan. Belum sempat mereka berpikir tentang kalimat tersebut, Ratu berbicara.
“Valdy, will you be my boyfriend again?”kalimat yang makin memper-rumit keadaan. Baik Valdy dan Kikan.
Entah mengapa Valdy terkejut mendengar ucapan Ratu, padahal ia sudah tahu pasti apa yang dilakukan Ratu. Dan entah mengapa pertanyaan Ratu pada Valdy itu seperti tusukan pedang yang teramat dalam di hati Kikan.
Harusnya aku seneng akhirnya Tyo nyatain cinta ke aku, tapi kenapa aku sedih waktu denger Ratu nyatain perasaan ke Valdy? Kenapa aku ini? tanya Kikan dalam hati. Semua terdiam, menantikan jawaban pasti dari 2 orang yang dituju.
“Ratu, aku udah bilang berkali-kali kita gak mungkin balikan lagi. Cukup temenan aja.” Jawab Valdy, membuat Ratu terisak meninggalkan kantin. Dan semua masih terdiam walau Valdy sudah menjawab ajakan Ratu. Semua tetap tertuju pada Kikan yang diam membisu.
Kini giliran Kikan yang tak berkutik, ia tak bisa menjawab pertanyaan dari kedua-nya. 
“Kan, gimana ? kamu pilih aku atau Valdy?” Tanya Tyo, ia sedikit geram melihat Kikan hanya diam. Tyo kira Kikan akan langsung menjawab “iya” , ternyata ia hanya diam membisu.
“Aku… aku gak bisa jawab sekarang. Aku bingung!” tegas Kikan meninggalkan kantin, disertai seruan “Yah” dari seluruh siswa. Dan rasa gelisah di hati Tyo dan Valdy.

Beberapa hari kemudian……

“Hei kalian, buruan donk! Sama-sama lemot deh.” Teriak Kikan.
“Iya iya, kamu soh enak cuma ngomong. Liat nih kantong belanjaan bejibun gini. Kalah deh belanja tahunan.” Sergah Valdy yang kerepotan membawa belanjaan Kikan.
“Tau nih, ternyata hobby belanja cewek mu lebih parah dari mama ku.” Protes Tyo tak mau kalah.
Memang, pada akhirnya Kikan tak memilih keduanya. Ia terlalu mencintai kedua-nya hingga ia tak mampu untuk menyakiti salah satu dari mereka jikalau ia menerima salah satu-nya. Jawaban Kikan kini berbuah manis, mereka ber-empat (termasuk Lala) kini semakin akrab sejak peristiwa lalu. Kini mereka sering jalan bersama, layaknya double date. Seperti saat ini, Tyo dan Valdy harus rela menenami Lala dan Kikan ber-shopping ria. 
“Ikhlas gak nih ? kalo gak ikhlas sini kita bawa sendiri aja.” Timbrung Lala kasihan pada dua sahabatnya.
“Ikhlas deh, kasian kalian bawa belanjaan sebanyak ini.” kata Tyo setengah melengos.
“Iya kita ikhlas, tapi kalian jangan banyak protes.” Tambah Valdy.
“Ya udah La, kita tinggal aja mereka. Hahaha” kata Kikan menyeret Lala menjauh dari Tyo dan Valdy.
“Eh tunggu!” teriak Tyo dan Valdy.


Also find at
http://cerpen.net/cerpen-remaja/antara-kau-dan-dia-part.-i.html ,

http://cerpen.net/cerpen-remaja/antara-kau-dan-dia-part.-ii.html ,

and

http://cerpensirgina.blogspot.com/2010/06/antar-kau-dan-dia.html .
Lucky Charms Rainbow