Selasa, 30 Oktober 2012

Impian Seira - My Short Story 3


 "Impian Seira"

I have a dream but life, is not easy

Tiba-tiba saja Seira terbangun dari tidurnya yang lelap. Mimpi itu datang lagi, mimpi yang sangat tak diinginkan Seira terjadi dalam hidupnya.
“Kenapa mimpi itu selalu menghantuiku? Apa maksud dari mimpi itu?” Tanya Seira pada dirinya sendiri. Seira turun dari ranjangnya dan mengambil segelas air untuk menenangkan diri. 
Waktu masih menunjukkan pukul 02.00 dini hari, tapi mata Seira sudah tak bisa menutup lagi. Karna mimpinya tadi, dia tak bisa melanjutkan tidurnya yang lelap. Hingga akhirnya dia tertidur lagi pada posisi duduk ketika dia sedang memikirkan mimpi nya tadi. 
“Aduh, aku kesiangan !” ucap Seira ketika dia terbangun di pagi hari. Waktu sudah menunjukkan pukul 06.00, dengan cepat ia mengambil handuk dan melesat ke kamar mandi.
“Mama kok gak bangunin aku sih? Aku kan jadi telat.” Tanya Seira pada mamanya.
“Mama udah bangunin kamu daritadi, kamunya aja doyan molor. Udah gih buruan sarapannya, ntar telat beneran lagi.” Kata mama Seira santai. 
Untungnya Seira belum terlambat, ia menuju kelasnya dengan nafas terengah-engah setelah lari dari gapura dekat sekolah. Setibanya di kelas, ia langsung disambut ceria dengan teman-temannya,
”Pagi Seira, tumben kamu datengnya jam segini? Biasanya dateng paling pagi” Tanya Cita, sahabat Seira dari SD. 
“Iya nih Cit, aku bangun kesiangan gara-gara mimpi sialan itu!” jawab Seira kesal, “Kamu mimpiin mimpi itu lagi?” Tanya Cita saksama. “Iya Cit, makanya aku jadi kesiangan gara-gara mikirin mimpi itu. Apa sih maksud mimpi itu? Jangan sampe terjadi di kehidupan nyata.” Jawab Seira mantab. Akhir-akhir ini Seira memang sering mendapat mimpi buruk, ia bermimpi bahwa kedua orang tuanya akan memutuskan untuk bercerai. Hal yang mustahil terjadi karena memang kedua orang tua Seira terlihat amat sangat harmonis. Sepulang sekolah, Seira pulang ke rumah dan bersiap untuk melakukan rutinitas seperti biasa yaitu LES MODELLING. 
Yap, Seira memang ingin sekali menjadi seorang model catwalk. Baginya menjadi seorang model amatlah menyenangkan, apalagi kalau sudah tenar. Seira tidak salah memilih bakat, karna memang dia berpotensi untuk itu. Seira memiliki tubuh yang tinggi semampai, perawakan langsing, mata almond berwarna coklat, wajah yang cantik dan warna kulitnya berwarna putih merona. Hari yang melelahkan bagi Seira, hari ini ia benar-benar lelah karna rasa kantuknya yang tak kunjung hilang sepanjang hari hingga ia terlelap lagi. 
Keesokan harinya Seira bangun seperti biasa, hari ini ia bersyukur karna tak mendapat mimpi mengerikan seperti hari-hari sebelumnya. Dan seperti biasa pula, ia datang paling pagi ke sekolah. Saat jam sekolah telah usai, dalam perjalanan pulang Seira mendapat berita gembira dari Agency Modelling-nya.
“Halo, Seira? Saya punya berita gembira buat kamu. Bisa kamu ke Agency sekarang?” Tanya Mas Rasya, pemimpin Agency Modelling tempatnya les,
“Oh iya mas, aku akan langsung kesana sekarang.” Jawab Seira mantab. Ia penasaran, berita gembira apa yang akan didapatnya nanti? Katanya dalam hati. Dengan segera ia menyegat taksi dan segera melesat ke Agency nya. 
“Mbak, Mas Rasya nya ada? Tadi saya ditelfon untuk segera kesini.” Tanya Seira pada bagian informasi setibanya di Agency.
“Oh, ada mbak. Pak Rasya sedang berada di ruangannya.” Jawabnya dengan senyum ramah,
“Oke, makasih mbak.” Ucap Seira, yang dengan segera melesat menuju ruangan Mas Rasya. 
“Seira, ini ada tawaran kontrak pemotretan SHE Magazine selama 1 tahun. Apa kamu mau menerimanya?” Tanya Mas Rasya diiringi dengan senyum penuh harap pada Seira yang telah duduk tegak menunggu berita gembira yang dimaksud.
“Apa aku gak salah denger? Mas Rasya jangan bercanda dong. Bikin aku GR.” Seira balik bertanya. Ia masih belum yakin benar akan ucapan Mas Rasya barusan. Tawaran kontrak pemotretan oleh SHE Magazine, Apa benar itu yang didengarnya barusan? Tanya Seira dalam hati. “Iya Seira, ini serius apa kamu mau menerima tawaran ini? Saya ingatkan ya, model yang telah dipilih oleh majalah ini sudah pasti ia model yang berkualitas dan kemungkinan tenarnya amat besar. SHE Magazine bukan majalah biasa !” Tukas Mas Rasya dengan nada tegas diiringi senyum ramahnya. Speechless ! saat ini Seira amat sangat bahagia. 
Tiada kata yang bisa terucap lagi selain BAHAGIA. 
Inilah yang dinantikannya, ia benar-benar mendapat tawaran kontrak pemotretan oleh SHE Magazine ! memang benar kata Mas Rasya. Bahwa SHE Magazine bukan majalah biasa, semua model yang pernah ada di majalah itu, akan cepat tenar menjadi seorang entertainer. 
“Ya, aku menerima tawaran itu mas. Ini benar-benar tawaran yang spektakuler.” Jawab Seira dengan wajah sumringah disertai senyum manis yang mengembang di bibirnya. 
“Oke, kalau begitu kamu tanda tangani surat pernyataan penerimaan kontrak pemotretan ini. Oh ya, selain itu juga harus ada tanda tangan dari Orang Tua kamu. Dan secepatnya kamu serahkan kepada saya.” Kata Mas Rasya semangat serta senyum leganya. 
Tak dipungkiri ia benar-benar bahagia, sepulang dari Agency, ia mampir ke restoran favorit keluarganya untuk membeli makanan favorit mama, papa, dan kakaknya. Ia ingin memberi sureprise kepada semuanya. Setiba di halaman rumahnya, perasaan Seira yang awalnya bahagia sekarang berangsur luntur.
Suara gaduh yang berasal dari dalam rumahnya membuat ia penasaran apa yang terjadi didalam rumahnya? Perlahan ia memasuki rumahnya yang mewah, tak ada kegiatan di ruang tamu. Suara itu ternyata berasal dari kamar kedua orang tuanya. Seperti ada batu yang menghantamn dari belakang, perasaan takut kalau-kalau mimpi mengerikan itu menjadi nyata ia berjalan menuju kamar kedua orang tuanya. Dengan gelisah ia berjalan, namun ada sebersit perasaan yang menampik terjadinya mimpi buruk itu. Karena setahu Seira kedua orang tuanya sangatlah harmonis. Ia berpikir bahwa yang didengarnya sekarang ini hanya lah candaan dari orang tuanya. Semakin dekat suara itu semakin jelas hingga akhirnya Seira membuka pintu kamar orang tuanya seraya mengatakan 
“Seira pulang !” kata Seira sambil membawa makanan yang tadi dibelinya, bersamaan dengan nada keras papa Seira yang mengatakan 
“KITA CERAI !” kepada mamanya. Dunia serasa runtuh menimpa Seira, Seira yang terkejut mendengar ucapan papanya menjatuhkan makanan yang tadi dibawanya. Dengan mata berlinang, ia berlari menuju kamarnya, membanting pintu kamar, dan menguncinya rapat-rapat dari dalam. Sementara itu Papa dan Mama Seira yang terkejut melihat kehadiran Seira tadi bingung, mereka tak tahu bagaimana cara menjelaskan hal ini pada Seira. Mama Seira langsung menuju kamar Seira diikuti Papa Seira dibelakangnya.
“Seira, buka pintunya nak mama mau bicara.” Pinta mama Seira sesampainya di depan kamar Seira,
“Apa yang mau mama bicarakan? Semua udah jelas Ma! Gak ada yang perlu dibicarain.” Jawab Seira dengan isak tangis.
“Nak maafin Papa, mungkin ini lah jalan terbaik bagi kita.” Ucap Papa Seira merasa bersalah atas ini, “Cerai bukan jalan terbaik Pa! itu hanya menguntungkan Papa, apa Papa gak mikirin perasaan Seira dan kakak sebagai anak kalian? Kalian tega! Sudah Seira gak mau bicara dengan kalian, Seira ingin sendiri. Pergi kalian!” teriak Seira dari dalam kamarnya. Mama dan Papa Seira beranjak dari tempatnya semula, mereka benar-benar merasa bersalah hingga membuat Seira shock. Sementara itu, keadaan didalam kamar Seira.
Seira menangis tersedu-sedu, ia tak menyangka bahwa kedua orang tuanya akan bercerai. Setahu nya ke dua orang tuanya amatlah harmonis, tapi mengapa mereka memilih bercerai? Apa mereka tak memikirkan perasaannya dan kakaknya. Seira yakin kalau pun kakak Siera tau, ia pasti juga punya perasaan yang sama dengan Seira saat ini. Kakak Seira pulang dari sekolah nya, setelah ia tahu Seira mengunci diri dalam kamarnya dari Mamanya ia langsung menuju kamar Seira. 
“Seira buka pintunya sayang, kakak datang.” Kata Siera kakak Seira. Mendengar suara kakaknya, dengan segera ia membuka pintu kamarnya karna ia ingin menceritakan hal-hal penting ini pada kakaknya.
“Kak Siera, Seira mau cerita. Di dalem aja kak.” Ucap Seira seraya menarik tangan kakaknya ke dalam kamar, dan kembali mengunci pintu kamarnya. 
“Seira kenapa kok tiba-tiba nangis gini? Cerita aja ke kakak ada masalah apa, kali aja kakak bisa Bantu.” Kata kak Siera sedikit menenangkan Seira yang terisak. Perlahan Seira menceritakan kejadian yang dialaminya hari ini, namun Seira kaget ketika melihat kakaknya tidak sedih mendengar cerita Seira bahwa orang tua mereka akan bercerai.
“Kakak gak sedih kalo mama dan papa cerai?” Tanya Seira pada kakaknya yang kemudian disambut senyum dari kakaknya, 
“Sebenarnya ini sudah lama terjadi sayang, kakak sudah lama tau. Tapi kakak tak mau kamu mengetahuinya, makanya kakak diam saja. Dan kakak lega kamu sudah tau sendiri.” Jawab kak Siera. “Kenapa kalian menutupi hal ini sama aku? Kenapa aku gak boleh tau? Kenapa ?” Tanya Seira kembali menangis histeris,
“Seira, sabar sayang. Okey kakak akan jelasin kenapa kami tidak memberitau kan hal ini sama kamu.”, “Sebenernya hal ini udah lama, kami tak mau memberi tau hal ini sama kamu karena kami tau kamu pasti tak bisa menerima kenyataan ini. Tapi, sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan terjatuh juga. Akhirnya kamu tau hal ini. Kakak tak menyesali ini. Papa dan mama memutuskan untuk bercerai karena Papa tertuduh sebagai tersangka bapak dari anak yang dikandung Tante Ika. Saat itu mereka sama-sama mabuk dan terjadilah hal hina itu.
Papa ingin bertanggung jawab, namun hanya untuk sampai anak itu lahir. Seira harus tabah dan kuat, yakinlah bahwa ada hikmah yang besar dari semua ini.” Tukas kak Siera seraya menghibur Seira yang mulai mereda tangisnya. Keesokan harinya, Seira masih bingung. Ia tak tau apa yang harus dilakukannya setelah ia menerima hal pahit ini. Di sekolah ia sering melamun hingga sering ditegur oleh bapak ibu guru yang sedang mengajar. “Kamu kenapa sih Sei? Kok daritadi kamu ngelamun mulu’, kalo ada masalah cerita ke aku.” Tanya Cita yang resah melihat keadaan sahabatnya. 
“Iya Cit, aku emang lagi ada masalah. Aku juga pengen cerita ke kamu, karna aku gak tau mau cerita ke siapa lagi. Tapi, jangan disini ya. Gimana kalo dirumahmu aja? Bolehkah?” pinta Seira, 
“Okey gak papa kok. Ntar pulang bareng aku donk.” Jawab Cita tersenyum. Setelah menceritakan semuanya, Seira merasa sedikit lega. 
Tiba-tiba handphone Seira berdering tanda ada telepon masuk, dari Mas Rasya 
“Seira, bagaimana? Apa sudah ditanda tanganin kontak pemotretannya?” Tanya mas Rasya, karna masalah orangtuanya Seira sampai lupa akan penandatanganan kontrak itu sekarang dia bingung harus bilang apa ke Mas Rasya, 
“Mmm . . . sudah kok mas, besok Seira anter ke sana deh.” Jawab Seira terbata-bata. “Ok, besok saya tunggu kamu di ruangan saya sepulang sekolah.” Kata Mas Rasya,
“Yap, sampai jumpa besok mas.” Kata Seira seraya menutup sambungan teleponnya. “Cit, gimana donk? Aku lupa minta tanda tangan mama papa soal kontrak itu. Padahal kontrak itu harus aku serahin besok, sedangkan kondisinya sekarang aku lagi ngambek sama mereka. Bingung nih.” Kata Seira sedikit panik, “Sebaiknya kamu berhenti aja ngambeknya, trus kamu beritau berita gembira ini kepada mereka. Gak baik loh Sei ngambek sama orangtua.” Tukas Cita bijak. 
“Kamu yakin aku harus kayak gitu? Apa gak ada cara lain?” Tanya Seira masih tidak yakin dengan saran Cita. “Yap, aku yakin banget. Dan aku jamin orang tuamu pasti seneng denger berita ini. Coba aja deh!” Cita berkata dengan semangat,
“Ya udah deh aku mau coba. Kalo gitu aku pulang dulu Cit, thank’s ya kamu udah mau dengerin curhatku. Doain biar aku berhasil ya !” Seira beranjak dari kamar Cita dan berpamitan pulang. Sesampainya dirumah, ia bertemu dengan kakaknya dan ya Seira punya ide ! 
“Kak Seira mau ngomong penting sama kakak, ikut ke kamar yuk!” ajak Seira pada kakaknya. Saat telah tiba di kamar, “Ada apa Sei? Kamu ada masalah lagi? Cerita aja ke kakak.” Kata kak Siera pada adiknya. “Kakak tau kan kalo aku dapet job pemotretan dari She Magazine, nah karma aku masih pelajar kontrak itu harus dapet persetujuan dari mama papa. Tapi kan aku masih ngambek sama mereka, gimana mau minta tanda tangan coba. Padahal suratnya harus aku serahin besok. Kakak mau bantuin aku mintain tanda tangan mereka gak?” jelas Seira takut kalau kak Siera tidak mau membantunya. “Oh itu, kakak sih mau-mau aja bantu kamu. Tapi kamu harus janji sama kakak, kamu gak boleh lama-lama ngambek sama mama papa. Janji?” kata kak Siera dengan mengacungkan jari kelingking tanda perjanjian jari kelingking. “Oke kak, makasi banget kak. Nih kak suratnya” kata Seira seraya menyerahkan surat yang harus ditanda tangani pada kakaknya. 
“Nih Sei, suratnya udah ditanda tanganin mama papa. Mereka seneng banget loh denger berita ini.” Kata kak Siera saat mengembalikan surat yang sudah dibubuhi tanda tangan orang tua mereka. Tiba-tiba mama dan papa Seira masuk ke kamar Seira,
“Seira maafin mama dan papa ya, papa tau keputusan papa membuat kamu sedih. Tapi itulah yang terbaik, sekali lagi maafin mama dan papa ya.” Kata Papa Seira bernada lembut, Seira jadi tak tega melihat kedua orang tuanya meminta maaf langsung dihadapannya. Dia amat sangat menyayangi kedua orang tuanya, ia jadi menyesal sudah ngambek sama mereka. 
“Ia Pa, Ma Seira udah maafin kalian. Seira juga minta maaf kalo Seira sempet ngambek sama mama papa. Tapi sebenernya sayang banget sama kalian, gak tau gimana hidup Seira kalau mama atau papa pergi tinggalin Seira.” Kata Seira tulus disambut dengan pelukan hangat dari mama dan papa.
“Oh ya, kata kak Siera kamu dapat job pemotretan dari She Magazine ya?” Tanya mama nya dengan wajah ceria,
“Iya ma, Seira dapet job itu. Seneng deh rasanya, akhirnya Seira dapetin job itu. Mama sama Papa setuju kan?” Tanya Seira ragu, takut kalau mereka tak menyetujuinya. “Hm, sebenernya sih mama tidak setuju. Ntar bias ngenganggu sekolah kamu, tapi Ya udah lah mama setuju, karna mama tau kalau itu adalah mimpi kamu selama ini.” Kata mama nya yang disambut nafas lega dari Seira.
“Papa juga setuju, oh iya bagaimana kalau malam ini kita makan malam di restoran? Untuk merayakan kontrak yang diterima Seira.” Tawar Papa kepada semuanya. 
“Boleh juga, kalau begitu sekarang kita ganti baju, dan langsung berangkat.” Perintah mama, tanpa aba-aba ke-2 kalinya semuanya langsung menuju kamar masing-masing untuk berganti pakaian. 
Hari ini adalah hari paling bahagia yang pernah dirasakan Seira. Ia merasa menjadi anak paling bahagia di dunia ini. Meskipun ia mendapat ujian yang berat, kini ia sadar pasti ada sebuah hikmah yang dapat kita ambil dari ujian itu. Kedua orang tua Seira tetap bercerai, namun Seira sudah dapat menerima hal itu. Ia dan kakaknya ikut kepada sang mama. Dan juga, kini Seira menjalani rutinitas baru di hidupnya untuk setahun kedepan. Hampir setiap hari ia melakukan pemotretan di She Magazine, dan benar saja hanya dalam jangka waktu beberapa bulan saja nama Seira melambung tinggi di dunia entertainer.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Lucky Charms Rainbow